Kabupaten Nias Selatan terdiri dari 104 gugusan pulau besar dan kecil. Letak pulau- pulau itu memanjang sejajar Pulau Sumatera. Pulau-pulau tersebut memiliki panjang sekitar 60 kilometer dan lebar 40 kilometer. Terdapat empat pulau besar, yakni Pulau Tanah Bala (39,67 km2) Pulau Tanah Masa (32,16 km2), Pulau Tello (18 km2), dan Pulau Pini (24,36 km2). Tidak seluruh pulau berpenghuni, karena masyarakatnya tersebar di 21 pulau dalam delapan kecamatan.
Nias Selatan tidak dapat dipisahkan dengan tradisi lompat batunya ( Fahombo ). Tidak semuanya masyarakat Suku Nias dapat melakukan Tradisi ini. Hanya mereka yang berada di Nias Selatan khususnya di daerah Teluk Dalam yang melakukan tradisi akrobatik ini. Hal tersebut disinyalir karena perbedaan budaya nenek moyang atau leluhur masyarakat Nias.
Lompat batu ini dimaksudkan untuk mengukur kedewasaan anak laki-laki. Tradisi ini dimulai ketika anak laki-laki berusia 7 tahun. Si anak harus berlatih melompati tali yang tingginya terus ditambah seiring bertambahnya usia anak. Hingga pada akhirnya, anak ini harus melakukan lompat batu, sebagai tanda bahwa dia telah dewasa. Lompat batu ini sekaligus untuk menakar keberanian dan daya juang mereka sebagai keturunan Nias.
Wisata lompat batu atau hombo batu sudah ada sejak jaman leluhur. Awalnya nenek moyang mereka berlatih lompat batu tersebut untuk berperang. Seiring berkembangnya jaman, tradisi ini turut berubah fungsinya. Tradisi lompat batu digunakan bukan untuk perang lagi melainkan untuk ritual dan juga digunakan sebagai simbol budaya orang Nias. Tradisi lompat batu adalah situs budaya untuk menentukan apakah seorang pemuda di Desa Bawo Mataluo dapat diakui sebagai pemuda yang telah dewasa atau belum. Para pemuda itu akan diakui sebagai lelaki pemberani apabila dapat melompati sebuah tumpukan batu yang dibuat sedemikian rupa yang tingginya lebih dari dua meter.